Sabtu, 19 April 2008

Ginjal pun Bisa Cepat Rusak

MINUM delapan gelas sehari agar tubuh tetap sehat. Ternyata, patokan tersebut tak Sepenuhnya benar. Sebab, tubuh mempunyai batas toleransi dalam mengolah cairan yang masuk.Batas maksimum yang bisa diolah tubuh sekitar 1,5 hingga 2 liter setiap hari. Karena itu, sebaiknya pedoman tersebut diubah menjadi minumlah saat haus.
"Yang menerima dampak negatif jika minum berlebihan adalah ginjal", terang dr.HR Moh Yogiantoro SpPD-KGH. Karena dengan banyaknya cairan yang ada di dalam tubuh, akan terjadi dilusi atau pengenceran cairan. Kalau yang mengalami dilusi ginjalnya sehat, maka hanya akan mengakibatkan beser atau sering kencing. Dengan banyaknya cairan yang keluar, natrium yang ada di dalam tubuh bisa ikut keluar. "Kalau sudah begitu, tubuh akan menjadi lemah karena kekurangan natrium", papar staff SMF Penyakit Dalam RSUD dr Soetomo itu. Tapi, jika dilusi itu terjadi pada ginjal yang kurang sehat, justru bisa mengakibatkan terjadinya gangguan ginjal.
"Orang yang ginjalnya tidak sehat, volume kencingnya kurang dari 1 liter. Dan, biasanya penderita berpikir dengan makin banyak minum semakin baik", papar Yogiantoro. "Sebab, kebanyakan akan berpikiran bahwa kencing yang sedikit karena kurang minum", tambahnya. Padahal, dengan begitu, kelainan pada ginjalnya semakin parah. Dan, akhirnya jantungnya mengalami pembengkakan atau oedema. Ini terjadi karena cairan dari ginjal merembes ke jantung.
Karena itu, menurut Yogiantoro, jika memang mematuhi pedoman kesehatan tersebut, perlu diperhatikan takaran gelas yang digunakan. "Kalau 250 cc, tidak akan menjadi masalah. Tapi kalau lebih dari itu, ginjal akan bekerja lebih keras. Dan, ini bisa menyebabkan ginjal cepat rusak. (dhe).
Kelebihan Air Bisa Keracunan
BANYAK orang beranggapan bahwa sangat tepat memenuhi kebutuhan cairan dengan minum delapan gelas air setiap hari. Padahal, cara ini mungkin tak terlalu menguntungkan tubuh, tetapi justru membuat seseorang lebih sering ke kamar mandi.
Bagaimana semestinya?
Artikel di surat kabar serta majalah kesehatan dan kecantikan umumnya menyarankan pembaca untuk minum minimal delapan gelas air, tepatnya 64 ons, untuk memperoleh kondisi tubuh optimal. Pendekatan ini juga dikenal sebagai patokan "8x8". Namun, dr.Heinz Valtin dari Dartmouth Medical School di New Hampshire mengatakan, belum ada bukti ilmiah yang mendukung saran tentang delapan gelas air itu. Padahal, saran tersebut berdampak cukup besar, terutama dalam hal pemasaran air kemasan.
"Setelah sepuluh bulan melakukan penelitian secara hati-hati, memang belum ada bukti ilmiah yang mendukung patokan "8x8", jelas Valtin yang juga penulis buku panduan tentang keseimbangan air dalam tubuh manusia.
Menurut pakar ginjal itu - sebagaimana ditulis dalam American Journal of Physiology -, orang mungkin lupa bahwa di dalam makanan yang dikonsumsi juga terkandung air. Bagian Makanan dan Nutrisi dari National Research Council merekomendasikan seseorang untuk minum satu milliliter air dari setiap kalori makanan yang dikonsumsi. Ini berarti menambahkan dua liter atau sekitar 74 ons cairan dalam 2.000 kalori diet.
Lembaga tersebut menerangkan, sebagian besar cairan itu sudah dikandung makanan. "Telah dilakukan setidaknya 43 tahun riset atas sistem tubuh yang bernama system osmoregulator", ungkapnya.
Kerja sistem itu sangat akurat dan cepat. Juga sulit dipercayai bahwaseseorang mengalami kekurangan air kronis.
Lantas, bagamaimana mekanisme tubuh mengatur keseimbangan air? Bilaseseorang masuk dalam kondisi kekurangan cairan, tubuh akan mengompensasinya. "Caranya, membawa kembali air yang sudah terlanjur sampai di ginjal dan memperlambat kehilangan air dari kulit", jelasnya.
Upaya itu, lanjut Valtin, dilakukan jauh sebelum dehidrasi dimulai. Ditambahkan, mekanisme tersebut terjadi sangat cepat, akurat, dan berlangsung dalam hitungan menit.
Dijelaskan, perhatian terhadap saran untuk minum air delapan gelas makin besar setelah Valtin mengumpulkan beberapa artikel di majalah dan surat kabar yang memberikan saran serupa. "Saat saya tanyakan pada beberapa rekan, mereka menjawab belum ada bukti konkrit mengenai hal tersebut. Bahkan, mungkin itu mitos belaka", tegasnya.
Lantas, pakar ginjal itu berupaya mengumpulkan beberapa studi ilmiah yang terkait dengan topik itu. Dan disimpulkan, kurang tepat bila menyarankan orang lain minum air dalam jumlah banyak saat tubuh tak memerlukannya. "Memang, orang dengan penyakit tertentu butuh air dalam jumlah banyak. Batu pada saluran kencing, misalnya", ungkapnya.
Dijelaskan, ada jenis minuman yang seyogianya diminum secukupnya. Minuman ini meliputi air, teh dan bir.
Pasalnya, minuman tersebut menimbulkan efek diuretic. Bila minum terlalu banyak, kencingpun makin sering. Valtinberharap agar orang tak perlu merasa bersalah bila tak memperoleh air dalam jumlah cukup. Juga tak perlu memaksakan diri untuk membeli air kemasan berbotol-botol yang lantas diminum di siang hari.
"Bahkan, dengan minum berlebihan, justru muncul rasa tak nyaman karena mesti berkali-kali ke kamar mandi", paparnya.
Overdosis air juga bisa menyebabkan intoksikasi (keracunan) air. Bahkan, hal ini bisa memicu kejang hingga kematian. Keracunan air hingga efek kematian seringkali menyerang pemakai ekstasi. Sebab, pecandu akan merasa kehausan terus-menerus melebihi kebutuhan tubuhnya. (nda/ap)

Tidak ada komentar: